Selasa, September 28, 2010

poem for my friend

dikala engkau berjalan
menapaki tangga-tangga prestasimu
aku selalu memapahmu

tapi disaat kau telah mencapai dipuncakmu
harapanku cuma satu sebutlah namaku
tapi itu hanya... hanya... hanya...

sebuah harapan yang tak pernah sampai
kasihanilah aku!!!

Dian, Lentera dan Pelita


Aku bukanlah dian yang menerangi langkahmu
Aku bukanlah pelita yang menerangi ruang gelap dalam hidupmu
Aku bukanlah lentera yang menerangi kehidupanmu

Cinta yang kuberikan padamu bukanlah cinta palsu
Bukan seperti bias cahaya diatas air
Bukan fatamorgana di padang pasir
Bukan pelangi yang ada setelah hujan
Bisakah ku mencintaimu tanpa kepalsuan

Diriku hanya seorang lelaki biasa
Yang punya banyak kekurangan
Bukan cinta palsu yang persembahkan
Bukan kasih sayang semu yang kupersembahkan
Diriku belum berani mengambil sikap
Untuk berani mengambil tanggung jawab

Aku bukanlah seorang penuntun dalam perjalananmu
Aku bukanlah seorang pemimpin dalam kehidupanmu
Aku bukanlah seorang imam dalam setiap sholatmu
Aku bukanlah seorang penghias dalam rona kehidupanmu

Cuma satu kalimat yang bisa kukatan
Cuma satu kalimat yang bisa dilafazkan
Hanya satu kalimat untuk dirimu
Yang selama ini ada bersamaku
Aku belum siap berdampingan denganmu

Rabu, Desember 30, 2009

Buku Gurita CIkeas

Bagi rekan-rekan yang kehabisan atau belum dapat buku gurita cikeas
ambil di link ini

http://www.4shared.com/file/184478428/33d57f70/Gurita_Cikeas.html

Rabu, Oktober 07, 2009

Mahasiswa Demo Tolak Ical

Pekanbaru, 07 Oktober 2009 CyberNews. Sekelompok mahasiswa UIN Susqa Pekanbaru menggelar aksi damai di halaman kampus mereka hari ini, dengan tujuan mengganjal Aburizal Bakrie (Ical) agar tak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas ke VIII di Pekanbaru.

Mahasiswa yang menamakan diri tim Solidaritas Korban Lumpur Lapindo ini juga menggelar aksi teatrikal, dengan mengembangkan sebuah tikar yang dipenuhi lumpur dan dua mahasiswa dalam kondisi bisu bergulingan di atasnya.

Menurut Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, M. Saleh, mereka terketuk hatinya dengan situasi politik yang memanas di Pekanbaru oleh Munas Golkar. Mereka tak ingin masyarakat terkecoh oleh manuver dan aksi simpatik para calon ketua umum, padahal masing-masingnya mempunyai track record yang tidak betul.

Ketika ditanya kenapa hanya soal Lapindo yang disuarakan, M. Saleh menyatakan, Lapindo bukan bencana alam, tetapi memang terjadi karena kelalaian pihak perusahaan. Sementara korban Lapindo sampai hari ini hanya diberi bantuan seadanya. "Ini aksi murni dari kami. Kami juga tidak membela salah satu calon," kata M. Saleh.

Menurut Saleh, memang mereka ingin menjegal orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan para korban Lumpur Lapindo dalam Munas Golkar, karena mereka meyakini Ketua Umum Golkar adalah juga calon pemimpin bangsa. "Maka maka kami tidak ingin orang yang telah menyebabkan penderitaan ribuan masyarakat Sidoarjo nantinya memimpin bangsa ini," kata M.Saleh.

Menurut Saleh, sebenarnya tidak hanya Ical yang bermasalah, namun calon ketua umum Golkar lainnya juga bermasalah. Seperti Surya Paloh dan Tommy Soeharto.

Sementara itu juru bicara kubu Ical, Idrus Marham yang dikonfirmasi via telpon tidak mempermasalahkan demo tersebut. Ia menilai mahasiswa tidak memahami masalah Lapindo. "Kalau mahasiswa paham, mereka akan berbalik membela Bang Ical dalam masalah Lapindo," ujarnya.

Dijelaskan Idrus, dalam kasus Lumpur Lapindo, secara hukum tidak ada masalah. Kasus itu dinyatakan sebagai fenomena alam, bukan kesalahan teknis PT. Minarak Lapindo, selaku perusahaan kontrak pengelola gas di Porong, Sidoarjo.

Senin, Agustus 17, 2009

Kemerdekaan, Asap dan Flu Babi

Tepat hari ini 64 tahun negara ku merdeka, bebas dari penjajahan, tapi apakah sudah bebas dari segala penderitaan yang lebih parah dari penjajahan.

Katanya kita sudah merdeka, tapi kok masih menderita. Katanya kita sudah bebas dari segala penindasan, tapi masih banyak yang menderita.

Contoh terbesar di provinsiku masih ada permasalahan yang belum tuntas sejak tahun 1998 yaitu kabut asap yang sudah menyebrang ke negara tetangga. Malu.. ntah lah masih bisa kah kita malu untuk itu. mau marah pada siapa kita harus marah pemerintah, rakyat yang membakar, atau siapa pun yang bisa kita marahi.

Disebut pemerintah kurang tanggap, sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah seperti memenjarakan orang-orang yang membakar lahan. Tapi itu belum membuat jera, tiap tahun ada aja kabut datang.

Rakyat yang membakar lahan, tentu mereka punya hak atas lahan mereka miliki. kita kan bukan negara komunis atau sosialis yang semua harta benda milik negara. Meraka ingin menanam pada tahan mereka, hanya cara yang diambil salah.

Layaknya naik kapal kita melobangi ruangan tempat kita sewa, malah orang lain yang tenggelam akibat perbuatan kita. hmm itulah manusia yang masih mengatakan bahwa setiap bencana ini datang dari yang maha kuasa. tidak merasa mereka lah yang mencelakan diri sendiri.


Masalah bertambah setelah flu burung teratasi dengan datangnya flu yang lain yakni: flu babi. Pemerintah cepat tanggap masalah ini sejak negara tetangga Malaysia sudah 11 orang yang terinfeksi. Mudah-mudahan masalah ini teratasi. amin ya robbal alamin.