Senin, Agustus 17, 2009

Kemerdekaan, Asap dan Flu Babi

Tepat hari ini 64 tahun negara ku merdeka, bebas dari penjajahan, tapi apakah sudah bebas dari segala penderitaan yang lebih parah dari penjajahan.

Katanya kita sudah merdeka, tapi kok masih menderita. Katanya kita sudah bebas dari segala penindasan, tapi masih banyak yang menderita.

Contoh terbesar di provinsiku masih ada permasalahan yang belum tuntas sejak tahun 1998 yaitu kabut asap yang sudah menyebrang ke negara tetangga. Malu.. ntah lah masih bisa kah kita malu untuk itu. mau marah pada siapa kita harus marah pemerintah, rakyat yang membakar, atau siapa pun yang bisa kita marahi.

Disebut pemerintah kurang tanggap, sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah seperti memenjarakan orang-orang yang membakar lahan. Tapi itu belum membuat jera, tiap tahun ada aja kabut datang.

Rakyat yang membakar lahan, tentu mereka punya hak atas lahan mereka miliki. kita kan bukan negara komunis atau sosialis yang semua harta benda milik negara. Meraka ingin menanam pada tahan mereka, hanya cara yang diambil salah.

Layaknya naik kapal kita melobangi ruangan tempat kita sewa, malah orang lain yang tenggelam akibat perbuatan kita. hmm itulah manusia yang masih mengatakan bahwa setiap bencana ini datang dari yang maha kuasa. tidak merasa mereka lah yang mencelakan diri sendiri.


Masalah bertambah setelah flu burung teratasi dengan datangnya flu yang lain yakni: flu babi. Pemerintah cepat tanggap masalah ini sejak negara tetangga Malaysia sudah 11 orang yang terinfeksi. Mudah-mudahan masalah ini teratasi. amin ya robbal alamin.