Senin, Maret 30, 2009

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah




IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) ialah organisasi mahasiswa Islam di Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan organisasi Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom. Memiliki tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Keberadaan IMM di perguruan tinggi Muhammadiyah telah diatur secara jelas dalam qoidah pada bab 10 pasal 39 ayat 3: "Organisasi Mahasiswa yang ada di dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah Senat Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)”. Sedangkan di kampus prguruan tinggi lainnya, IMM bergerak dengan status organisasi ekstra-kampus — sama seperti Himpunan Mahasiswa Islam mapun KAMMI — dengan anggota para mahasiswa yang sebelumnya pernah bersekolah di sekolah Muhammadiyah.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan di Yogyakarta pada tangal 14 Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawwal 1384 H. Dibandingkan dengan organisasi otonom lainya di Muhammadiyah, IMM paling belakangan dibentuknya. Organisasi otonom lainnya seperti Nasyiatul `Aisyiyah (NA) didirikan pada tanggal 16 Mei 1931 (28 Dzulhijjah 1349 H); Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 2 Mei 1932 (25 Dzulhijjah 1350 H); dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM, yang namanya diganti menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah [IRM]) didirikan pada tanggal 18 Juli 1961 (5 Shaffar 1381 H).

Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga sekarang cukup sarat dengan sejarah yang melatarbelakangi, mewarnai, dan sekaligus dijalaninya. Dalam konteks kehidupan umat dan bangsa, dinamika gerakan Muhammadiyah dan organisasi otonomnya, serta kehidupan organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada, bisa dikatakan IMM memiliki sejarahnya sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian dan pengakuan yang berbeda dan tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak tertentu. Pandangan yang tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan keterlibatan IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an; serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.

Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI yang sedang gencar dirusuhi oleh PKI dan CGMI serta terancam mau dibubarkan oleh rezim kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru bahwa IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan. Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM lahir karena HMI akan dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan kurang cerdas dalam memberi interpretasi terhadap fakta dan data sejarah. Justru sebaliknya, salah satu faktor historis kelahiran IMM adalah untuk membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari rongrongan PKI yang menginginkannya untuk dibubarkan.

Penilaian yang kurang apresiatif terhadap kelahiran IMM juga bisa terbaca pada jawaban terhadap pertanyaan Victor I. Tanja. Dalam bukunya Tanja mempertanyakan: Barangkali kita akan heran, mengapa Muhammadiyah memandang perlu untuk membentuk organisasi mahasiswanya sendiri? Dari salah seorang anggota HMI (yang tidak disebutkan atau menyebutkan namanya) keluar jawaban, bahwa selama masa pemerintahan Presiden Soekarno dahulu untuk mendapatkan persetujuan darinya, sebuah organisasi harus dapat membuktikan bahwa ia mempunyai dukungan kuat dari masyarakat luas. Untuk memenuhi persayaratan inilah maka bukan saja Muhammadiyah, tetapi semua gerakan sosial politik yang ada di tanah air harus membentuk sebanyak mungkin organisasi-organisasi penunjang.

Latar Belakang Sejarah

Sesungguhnya ada dua faktor integral yang menjadi dasar dan latar belakang sejarah berdirinya IMM, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang terdapat dan ada dalam organisasi Muhmmadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern adalah hal-hal dan keadaan yang datang dari dan berada di luar Muhammadiyah, yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi mahasiswa.

Faktor intern sebetulnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealis dari dalam, yaitu dorongan untuk mengembangkan ideologi, paham, dan cita-cita Muhammadiyah. Untuk mewujudkan cita-cita dan merefleksikan ideologinya itu, maka Muhammadiyah mesti bersinggungan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat yang majemuk. Ada masyarakat petani, pedagang, birokrat, intelektual, profesional, mahasiswa. dan sbagainya.

Interaksi dan persinggungan Muhammadiyah dengan mahasiswa untuk merealisasikan maksud dan tujuannya itu, cara dan strateginya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan mempengaruhinya di kampus-kampus perguruan tinggi. Tetapi caranya adalah dengan menyediakan dan membentuk wadah khusus yang bisa menarik animo dan mengembangkan potensi mahasiswa. Anggapan mengenai pentingnya wadah bagi mahasiswa tersebut lahir pada saat Muktamar ke-25 Muhammadiyah (Kongres Seperempat Abad Kelahiran Muhammdiyah) pada tahun 1936 di Jakarta. Pada kesempatan itu dicetuskan pula cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendidirkan universitas atau perguruan tinggi Muhammadiyah.

Namun demikian, keinginan untuk menghimpun dan membina mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah tersebut tidak bisa langsung terwujud, karena pada saat itu Muhammadiyah belum memiliki perguruan tinggi sendiri. Untuk menjembataninya, maka para mahasiswa yang sepaham, atau mempunyai alam pikiran yang sama, dengan Muhammadiyah itu diwadahi dalam organisasi otonom yang telah ada seperti NA dan Pemuda Muhammadiyah, serta tidak sedikit pula yang berkecimpung di HMI. Pada tanggal 18 November 1955, Muhammadiyah baru bisa mewujudkan cita-citanya untuk mendirikan perguruan tinggi yang sejak lama telah dicetuskannya pada tahun 1936, yaitu dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Filsafat di Padang Panjang. Pada tahun 1958, fakultas serupa dibangun di Surakarta; kemudian di Yogyakarta berdiri Akademi Tabligh Muhammadiyah; dan Fakultas Ilmu Sosial di Jakarta, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kendati demikian, cita-cita untuk membentuk organisasi bagi mahasiswa muhammadiyah tersebut belum bisa terbentuk juga pada waktu itu. Kendala utamanya karena Muhammadiyah --yang waktu itu masih menjadi anggota istimewa Masyumi-- terikat Ikrar Abadi umat Islam yang dicetuskan pada tanggal 25 Desember 1949, yang salah satu isinya menyatakan satu-satunya organisasi mahasiswa Islam adalah HMI.

Sejak kegiatan pendidikan tinggi atau perguruan tinggi Muhammadiyah berkembang pada tahun 1960-an itulah kembali santer ide tentang perlunya organisasi yang khusus mewadahi dan menangani mahasiswa. Sementara itu, menjelang Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Dari kongres ini pula upaya untuk membentuk organisasi khusus bagi mahasiswa Muhammadiyah kembali mengemuka. Pada tanggal 15 Desember 1963 mulai diadakan penjajagan berdirinya Lembaga Dakwah Mahasiswa yang idenya berasal dari Drs. Mohammad Djazman, dan kemudian dikoordinir oleh Ir. Margono, dr. Soedibjo Markoes, dan Drs. A. Rosyad Sholeh.

Dorongan untuk segera membentuk wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah juga datang dari para mahasiswa Muhammadiyah yang ada di Jakarta seperti Nurwijoyo Sarjono, M.Z. Suherman, M. Yasin, Sutrisno Muhdam dan yang lainnya. Dengan banyaknya desakan dan dorongan tersebut, maka PP Pemuda Muhammadiyah -- waktu itu M. Fachrurrazi sebagai Ketua Umum dan M. Djazman Al Kindi sebagai Sekretaris Umum-- mengusulkan kepada PP Muhammadiyah --yang waktu itu diketuai oleh K.H. Ahmad Badawi-- untuk mendirikan organisasi khusus bagi mahasiswa yang diiberi nama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah --atas usul Drs. Mohammad Djazman yang--, dan kemudian disetujui oleh PP Muhammadiyah serta diresmikan pada tanggal 14 Maret 1964 (29 Syawwal 1384). Peresmian berdirinya IMM itu resepsinya diadakan di gedung Dinoto Yogyakarta; dan ditandai dengan penandatanganan "Enam Penegasan IMM" oleh K.H. Ahmad Badawi, yang berbunyi:

1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam;
2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM;
3. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amala adalah ilmiah;
4. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lilLahi Ta'ala dan seenantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.

Sedangkan faktor ekstern berdirinya IMM berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan di luar dan di sekitar Muhammadiyah. Hal ini paling tidak bertalian dengan keadaan umat Islam, kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia, serta dinamika gerakan mahasiswa.

Keadaan dan kehidupan umat Islam waktu itu masih banyak dipenuhi oleh tradisi, paham, dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Keyakinan dan praktek keagamaan umat Islam, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa, banyak bercampur baur dengan takhayul, bid`ah, dan khurafat.

Sementara itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga tengah terancam oleh pengaruh ideologi komunis (PKI), keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan konflik kekuasaan antar golongan dan partai politik. Sehingga, kendati waktu itu Indonesia telah merdeka selama kurang lebih 20 tahun, namun tidak bisa mencerminkan makna dan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Demokrasi dan kedaulatan rakyat terkungkung, sementara tirani kekuasaan dan otoritarianisme merajalela akibat kebijakan demokrasi terpimpin ala Soekarno.

Keadaan politik Indonesia sekitar awal sampai dengan pertengahan tahun '60-an, tulis Cosmas Batubara, sangat menarik. Banyak pengamat politik yang mengatakan bahwa perkembangan dan kehidupan politik saat itu diwarnai oleh tiga pelaku politik yang amat dominan, yaitu: Diri pribadi Presiden soekarno; ABRI (terutama sekali angkatan Darat); dan PKI. Ketiga kekuatan politik tersebut sangat mewarnai dan mempengaruhi perilaku dan orientasi kehidupan berbangsa, dan bernegara di berbagai lapisan dan kelompok masyarakat. Di kalangan organisasi mahasiswa, orientasi dan perilaku politiknya juga terbagi ke dalam tiga kekuatan dominan tadi. Organisasi mahasiswa yang secara tajam mengikuti garis Presiden Soekarno adalah GMNI, dan yang sejalan dengan garis ABRI adalah HMI, PMKRI, dan SOMAL (Sekretariat Organisasi-Organisasi Mahasiswa Lokal). Sedangkan yang mengikuti dan mendukung garis PKI adalah CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia). Di tengah kemelut dan pertentangan garis politik tersebut, pergolakan organisasi-organisasi mahasiswa sampai dengan terjadinya G30S 1965 terlihat menemui jalan buntu dalam mempertahankan partisipasinya di era kemerdekaan RI. Pada waktu itu sejak Kongres Mahasiswa Indonesia di malang pada tanggal 8 Juni 1947, organisais-organisasi mahasiswa seperti HMI, PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia), PMKI (Persekutuan Mahasiswa Kristen Indonesia; yang pada tahun 1950 berubah menjadi GMKI [Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia]), PMJ (Persatuan Mahasiswa Jogjakarta), PMD (Persatuan Mahasiswa Djakarta), MMM (Masyarakat Mahasiswa Malang), PMKH (Persatuan Mahasiswa Kedokteran Hewan), dan SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia) berfusi ke dalam PPMI (Perserikatan Perhimpunan-Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) yang bersifat independen. Independensi PPMI sebagai penggalang kekuatan anti-imperialisme pada mulanya berjalan kompak. Tetapi setelah mengadakan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika (KMAA) di Bandung tahun 1957 --yang menjadi prestasi puncak PPMI-- masing-masing organisasinya kemudian memisahkan diri. Hal ini karena pada tahun 1958 PPMI menerima CGMI, selundupan PKI, yang kemudian melancarkan aksi intervensi untuk mempengaruhi organisasi mahasiswa lain agar keluar dari PPMI. Akhirnya , karena kuatnya pengaruh dan intervensi dari CGMI tersebut, maka masing-masing organisasi dalam PPMI memisahkan diri. Pada bulan oktober 1965, setelah PKI dilumpuhkan, PPMI akhirnya secara resmi membubarkan diri. Sasaran gerakan CGMI sebetulnya ingin mendominasi gerakan mahasiswa dan kehidupan kampus serta ingin menyingkirkan organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti HMI.

Sesungguhnya sebelum PPMI membubarkan diri, antara tahun 1964 sampai 1965 masing-masing organisasi mahasiswa yang berfusi di dalamnya bersikap sok revolusioner. Pada akhirnya HMI juga tidak ketinggalan untuk menjadi bagian dari kekuatan revolusioner. Menurut Deliar Noer, waktu itu HMI dengan keras turut menyanyikan senandung Demokrasi Terpimpin. Slogan-slogan Soekarno mulai dikumandangkan seperti "Nasakom jiwaku", "revolusioner", dan "ganyang Malaysia". Bahkan pada tahun 1964 HMI memecat beberapa anggota penasihatnya yang telah alumni karena tidak sesuai dengan revolusi. HMI juga mengecam keras Kasman Singodimedjo yang sedang menghadapi pengadilan di Bogor dan menuntut dihukum sekeras-kerasnya bila bersalah.

Kendati HMI telah berusaha menunjukkan eksistensi dirinya sebagai bagian dari kekuatan revolusioner, namun tetap saja HMI menjadi sasaran CGMI dan/atau PKI untuk dibubarkan. Pada saat saat HMI terdesak itulah Ikatan mahasiswa Muhammadiyah lahir pada tanggal 14 maret 1964 (29 Syawal 1384 H). Itulah sebabnya muncul persepsi yang keliru bahwa IMM dibentuk adalah sebagai persiapan untuk menampung aggota-anggota HMI kalau terjadi dibubarkan. Persepsi yang keliru ini dikaitkan dengan dekatnya hubungan HMI dengan Muhammadiyah. Sebagaimana diketahui bahwa HMI pada mulanya didirikan dan dibesarkan oleh orang-orang Muhammadiyah, maka kalau HMI dibubarkan Muhammadiyah harus menyediakan wadah lain.

Persepsi tersebut adalah keliru, karena kelahiran IMM salah satu faktor historisnya adalah justru untuk membantu dan mempertahankan eksistensi HMI supaya tidak mempan dengan usaha-usaha PKI yang ingin membubarkannya. Sebab, kalau kelahiran IMM diperuntukkan untuk mengganti HMI jika dibubarkan, maka IMM tidak perlu repot-repot terlibat dalam beraksi menentang PKI yang mau membubarkan HMI. Di antara praduga mengapa kehadiran IMM dalam sejarah gerakan mahasiswa dipersoalkan adalah karena sangat dekatnya kelahiran IMM --kendati ide dasarnya sudah ada sejak tahun 1936-- dengan peristiwa G 30 S/PKI. Sehingga muncul pertanyaan (yang menggugat), mengapa IMM yang baru lahir sudah langsung terlibat dalam peristiwa nasional dan sejarah besar dalam pergulatan bangsa melawan dan menghancurkan PKI. Pada tahun 1965, IMM juga ikut bergabung dalam wadah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), dan Slamet Sukirnanto, salah seorang tokoh DPP IMM, pada saat dibentuknya KAMI menjadi salah satu Ketua Presidium Pusat KAMI. IMM sendiri pada masa-masa awal berdiriya tidak luput dari ancaman dan teror PKI. Reaksi jahat dari PKI terhadap kelahiran IMM tersebut tidak saja tejadi di pusat, tetapi juga di daerah-daerah. Untuk menyelamatkan eksistensi IMM yang baru berdiri itu, maka dalam kesempatan audiensi dan silaturahmi dengan Presiden Soekarno di Istana Negara Jakarta pada tanggal 14 Februari 1965 DPP IMM meminta restunya. "Saja beri restu kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadijah", demikian pernyataan yang ditandatangai oleh Presiden Soekarno. Karena IMM merupakan kebutuhan intern dan ekstern Muhammadiyah, maka tokoh-tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang sebelumnya bergabung dengan HMI kembali, sekaligus untuk membina dan mengembangkan IMM. Dalam hal ini juga muncul klaim dan persepsi yang keliru, bahwa IMM dilahirkan oleh HMI. Tokoh-tokoh Pemuda Muhammadiyah khususnya yang terlibat menghembangkan HMI, karena waktu itu IMM belum ada. Sementara keterlibatan mereka di HMI adalah untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah. Buktinya setelah sekian lama ada di HMI, ternyata HMI yang sudah dimasuki oleh mahasiswa dari berbagai kalangan ormas keislaman itu pada akhirnya berbeda dengan orientasi Muhammadiyah. Oleh karena itu adalah wajar jika pada akhirnya mereka kembali ke Muhammadiyah sekaligus untuk turut mengembangkan IMM. Hal ini seperti yang terjadi di Yogyakarta, Jakarta, Riau, Padang, Ujungpandang dan lain lain. Juga perlu dicatat bahwa para tokoh PP Pemuda Muhammadiyah dan NA yang terlibat dalam mengusahakan terbentunya IMM sejak awal sampai berdirinya adalah mereka yang betul-betul tidak pernah terlibat dalam HMI. Berdirinya IMM berdasarkan perjalanan sejarahnya tersebut adalah karena tuntutan dan keharusan sejarah (historical nessecity) dalam kontek kehidupan umat, bangsa, dan negara serta dinamika gerakan mahasiswa di Indonesia. Adapun maksud berdirinya IMM adalah: 1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa; 2. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam; 3. Sebagai upaya untuk menopang, melangsungkan, dan meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah; 4. Sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita pembaruan dan amal usaha Muhammadiyah; 5. Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, umat, dan persyarikatan.


Dinamika Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Seperti halnya organisasi-organisasi lain, dalam karir sejarahnya IMM mengalami dinamika gerakan yang naik turun dan pasang surut. Selama lebih dari tiga setengah dasawarsa ini, IMM telah mengalami empat periode gerakan. Pertama, periode pergolakan dan pemantapan (1964-1971). Kedua, periode pengembangan (1971-1975). Ketiga, periode tantangan (1975-1985). Keempat, periode kebangkitan (1985-?).

Dalam periode pergolakan dan pemantapan ini, IMM yang masih sangat muda harus berhadapan dengan situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya di tengah kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama yang sangat rawan dan kritis. IMM pada saat itu langsung berhadapan dengan kebijakan Manipol Usdek Bung Karno, Nasakom, dan ancaman PKI. Dalam periode ini kegiatan-kegiatan IMM lebih banyak diarahkan kepada pembinaan personil, penguatan organisasi, pembentukan dan pengembangan IMM di kota-kota maupun perguruan tinggi. Dalam periode ini pula pola gerakan, prinsip perjuangan dan perangkat organisasi IMM berhasil ditetapkan.

Dalam periode ini telah terselenggara tiga kali Musyawarah Nasional (Muktamar) dan empat kali Konferensi Nasional (Tanwir) serta terbentuk lima kali formasi kepemimpinan IMM. Selama periode ini Mohammad Djazman Al-Kindi terus menjadi Ketua Umum DPP IMM. Kepemimpinan pertama (DPP Sementara) pra-Munas berlangsung dari tahun 1964-1965, dengan Ketuanya Mohammad Djazman Al-Kindi. Kepemimpinan kedua (1965-1967) adalah hasil Munas I di Surakarta (1-5 Mei 1965). Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi; dan Sekretaris Jendral: A. Rosyad Sholeh. Kepemimpinan ketiga hasil reshuffle pada pertengahan 1966, Ketua Umumnya tetap; dan Soedibjo Markoes menjadi Pejabat Sekjen. Kepemimpinan keempat (1967-1969) hasil Munas II di Banjarmasin (26-30 November 1967), Ketua Umum tetap; dan Sekjennya adalah Syamsu Udaya Nurdin. Kepemimpinan kelima hasil reshuffle pada Konfernas di Magelang (1-4 Juli 1970), Ketua Umum-nya masih tetap; sedangkan yang menjadi Sekjen adalah Bahransyah Usman.

Selain Djazman, tokoh-tokoh awal IMM lainnya yang terkenal di antaranya seperti: A. Rosyad Sholeh, Soedibjo Markoes, Mohammad Arief, Sutrisno Muhdam, Zulkabir, Syamsu Udaya Nurdin, Nurwijoyo Sarjono, Basri Tambun, Fathurrahman, Soemarwan, Ali Kyai Demak, Sudar, M. Husni Thamrin, M. Susanto, Siti Ramlah, Deddy Abu Bakar, Slamet Sukirnanto, M. Amien Rais, Yahya Muhaimin, Abuseri Dimyati, Marzuki Usman, Abdul Hadi W.M. Machnun Husein, dll.

Peran dan kehendak IMM untuk meneguhkan dan memantapkan eksistensinya secara signifikan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara serta untuk kepentingan ummat dan Muhammadiyah selama periode ini tampak menonjol, baik melalui pernyataan deklarasi-deklarasinya --seperti Deklarasi Kota Barat 1965 dan Deklarasi Garut 1967-- maupun dengan aktivitas kegiatan dan artikulasi gerakannya. Mulai tahun 1971-1975 disebut sebagai periode pengembangan, karena masalah-masalah yang menyangkut konsolidasi pimpinan dan organisasi tidak terlalu banyak dipersoalkan. Orientasi kegiatan dan dinamika gerakan IMM sudah mulai banyak diarahkan pada pengembangan organisasi seperti melalui program-program sosial, ekonomi, dan pendidikan. Dinamika gerakan IMM ini semakin memperteguh concern IMM terhadap masalah-masalah kehidupan mahasiswa, umat, dan bangsa di tengah gejolak sosial dan modernisasi pembangunan. Hal ini misalnya seperti yang dinyatakan dalam Deklarasi Baiturrahman 1975, maupun dalam hasil rumusan pemikiran dari Munas dan Konferensi IMM. Dalam periode ini hanya terjadi satu kali suksesi kepemimpinan di tingkat DPP IMM. Munas III di Yogyakarta (14-19 Maret 1971) menghasilkan A. Rosyad Sholeh sebagai Ketua Umum; dan Machnun Husein sebagai Sekjen. Kemudian Konfernas V di Padang memutuskan penambahan personalia staf DPP IMM, yaitu: Alfian Darmawan, Abbas Sani, Maksum Saidrum, Ajeng Kartini, Dahlan Rais, Ahmad Syaichu, dan Arief Hasbu.

Dalam periode ini pula terjadi peristiwa penting yang mewarnai keberadaan IMM, yaitu dalam hal pembentukan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari 1974). Waktu itu IMM tidak diakui sebagai salah satu pencetus kelahiran KNPI (23 Juli 1973), karena tidak ikut menandatangani Deklarasi Pemuda Indonesia sebagai landasan berdirinya KNPI. Sementara, pembuat dan perumus Deklarasi Pemuda Indonesia itu adalah Slamet Sukirnanto, salah seorang anggota DPP IMM, yang waktu itu tidak bersedia menandatangani deklarasi tersebut atas nama IMM. Ketidakikut sertaan Slamet Sukirnanto menandatangani deklarasi tersebut, dikarenakan pembentukan wadah generasi muda itu semula adalah secara perorangan dan sekedar sebagai wadah komunikasi antara generasi muda serta keanggotaannya bersifat pribadi. Namun ternyata pada saat penandatanganan harus mengatasnamakan organisasi. Dalam hal inilah letak persoalannya. Secara organisatoris, Slamet Sukirnanto menolak menandatangani deklarasi itu, tetapi secara pribadi ia bersedia. Ketika terjadi peristiwa Malari --yang berakibat pada tindakan represif terhadap gerakan mahasiswa--, maka pada tanggal 16 Januari 1974 IMM mengirim surat kepada Presiden Soeharto untuk mengadakan referendum dalam upaya mencari kebenaran obyektif mengenai kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah. Upaya ini diharapkan dapat tetap menjaga keutuhan persatuan serta kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar jangan sampai menjadi korban para pemegang policy. Dalam menghadapi aksi Malari tersebut, IMM berharap agar pemerintah tidak memadamkan aspirasi dan idealisme mahasiswa.

Di antara ide dan gagasan pemikiran IMM pada periode ini adalah mengenai pendidikan. Dalam hal ini IMM menyadari bahwa pendidikan adalah suatu usaha "human investmen" yang penting untuk melukis dan mewarnai masa depan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting untuk menumbuhkan dan membina mental attitude bangsa. Kemudian mengenai masalah organisasi mahasiswa, IMM berpendapat bahwa keberadaannya harus berfungsi sebagai organisasi kader dan sekaligus dakwah. Karena itu organisasi mahasiswa harus menganut asas potensi, partisipasi, keluwesan, dan kesederhanaan.

Sedangkan dalam hal generasi muda, IMM berpendangan bahwa pembinaannya harus senantiasa dikaitkan dengan strategi pembangunan nasional yang berjangka panjang. Untuk itu perlu adanya pembauran antara konsep generasi muda sebagai pelanjut dengan konsep generasi muda sebagai pembaharu. Demikian pula halnya dengan perpaduan antara pengertian kader dan pioner.

Setelah melewati periode pergolakan dan pemantapan serta pengembangan, pada tahun 1975-1985 IMM berada dalam periode tantangan. Dalam periode ini Muktamar IV IMM di Semarang (21-25 Desember 1975), menghasilkan Zulkabir sebagai Ketua Umum; dan M. Alfian Darmawan sebagai Sekjen. Dalam periode ini IMM sebetulnya tidak menghadapi konflik atau tantangan yang berarti, yang menyebabkan organisasi ini mengalami stagnasi. Namun persoalannya terletak pada terjadinya kevakuman kepemimpinan di tingkat nasional (DPP IMM) selama lebih kurang satu dasawarsa. Selama periode ini di tingkat DPP tidak terjadi suksesi dan regenerasi kepemimpinan, atau dengan kata lain tidak terselenggara musyawarah nasional atau muktamar, yang seharusnya berlangsung pada tahun 1978.

Kevakuman dan terjadinya kemandegan IMM di DPP ini menimbulkan keprihatinan dan keheranan bagi banyak pihak, khususnya di kalangan Muhammadiyah dan ortomnya. Pada tahun 1983, H.S. Prodjokusumo misalnya menanggapi masalah ini dalam tulisannya IMM Bangkitlah. Kemudian dengan nada menyindir dan dalam gaya personifikasi --tanpa bisa menutupi kekecewaannya tehadap IMM-- Umar Hasyim menulis: "Merenungi sejarahmu, kita jadi heran, ketika sejak Muktamar ke-4 tahun 1975 itu anda dengan lelapnya tidur nyenyak selama sepuluh tahun, karena pada bulan April 1986 engkau baru berhasil bermuktamar dan memilih kepengurusan DPP lagi. Sungguh luar biasa sekali, suasana dunia di mana anda berada ini demikian gegap gempitanya, tetapi anda bisa lelap tidur." Namun demikian, kendati di tingkat DPP terjadi kevakuman, justru di bawahnya IMM tetap eksis dan bergerak. Aktivitas kegiatan, program kerja, dan kaderisasi di tingkat bawah itu terus berjalan. Kevakuman DPP IMM tidak mempengaruhi aktivitas IMM di Daerah, Cabang, dan Komisariat. Identitas IMM ternyata begitu kuat melekat pada jiwa para pimpinan dan kader IMM di bawah. Di level bawah IMM masih tetap tumbuh subur. Meski berada dalam periode tantangan, IMM masih tetap berusaha untuk melahirkan ide dan gagasan pemikirannya. Di antara ide dan gagasannya itu adalah mengenai perlunya Menteri Negara Urusan Pemuda. Ide dan gagasan pemikiran tersebut berangkat dari latar belakang kemahasiswaan dan kepemudaan yang tidak mempunyai saluran yang semestinya. Untuk itulah IMM mengusulkan kepada Presiden Soeharto untuk mengnagkat seorang Menteri Negara Urusan Pemuda yang menyelenggarakan dan membina komunikasi dengan seluruh eksponen generasi muda. Kemudian, ketika terjadi Keputusan 15 Nopember 1978 (KNOP 15), IMM mengusulkan perlunya pengendalian dan pengarahan konsumsi masyarakat. Hal ini mengingat telah terjadinya bentuk konsumsi yang non-esensial dan tidak produktif. Di samping itu, perlunya perlindungan dan pembinaan industri kecil agar dapat bersaing dengan industri besar, oleh IMM dikemukakan kepada pemerintah. Demikian pula halnya dengan pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja perlu diperhatikan oleh pemerintah. Setelah mengalami kevakuman dan kemandegan selama satu dasawarsa itu, maka pada tahun 1985 IMM mulai memasuki periode kebangkitan. Periode ini dimulai dengan adanya SK PP Muhammadiyah No. 10/PP/1985 tertanggal 31 Agustus 1985 tentang pembentukan DPP (Sementara) IMM. DPP(S) ini terdiri dari:

* Ketua : Immawan Wahyudi (DIY)
* Ketua I : Drs. Anwar Abbas (DKI)
* Ketua II : Drs. M. Din Syamsuddin (DKI)
* Ketua III : Farid Fathoni AF (Surakarta)
* Sekretaris I : Mukhlis Ahasan Uji (DIY)
* Sekretaris II : Nizam Burhanuddin (DKI)
* Sekretarus III: Agus Syamsuddin (DIY)
* Bendahara I : St. Daulah Khoiriati (DIY)
* Bendahara II : Asmuyeni Muchtar (DKI)

Setelah dilantik pada tanggal 1 september 1985, DPP(S) IMM mulai menata organisasi dan menjalankan aktivitasnya. Pada tanggal 7-10 desember 1985 DPP(S) berhasil mengadakan Tanwir ke-7 IMM di Surakarta. Tanwir yang bertemakan "Bangkit dan Tegaskan Identitas Ikatan" ini pada akhirnya mampu membangkitkan IMM dari tidurnya yang panjang. Hingga kemudian pada tanggal 14-18 april 1986 DPP(S) berhasil menyelenggarakan Muktamar ke-5 IMM di Padang, Sumatra Barat. Selain pada akhirnya berhasil menyusun kepengurusan DPP IMM yang baru periode 1986-1989 (Ketua Umum: Nizam Burhanuddin; dan Sekjen: M. Arifin Nawawi), Muktamar V itu juga mampu merumuskan konsep pengembangan wawasan bangsa dan umat kaitannya dengan identitas Ikatan, penyusunan ulang sistem perkaderan, pengembangan organisasi dan pembahasan program kerja. Dalam Muktamar V itu IMM juga bisa menghasilkan Deklarasi Padang, yang mengartikulasikan visi dan keberpihakan IMM terhadap masalah-masalah dunia internasional, umat Islam di Indonesia, Muhammadiyah, IMM sendiri, serta pembinaan generasi muda dan mahasiswa. Dalam periode kebangkitan ini IMM tidak lepas dari halangan dan tantangan. Artikulasi gerakan IMM pun mengalami dinamika dan fluktuasi. Dalam periode kebangkitan (sampai sekarang) ini IMM telah mengalami beberapa kali Muktamar dan Tanwir, yang berperan untuk menpertahankan eksistensi IMM dan menyinambungkan regenerasi kepemimpinannya.

Muktamar VI di Ujungpandang (7-12 Juli 1989) menghasilkan DPP IMM (periode 1989-1992), dengan M. Agus Samsudin sebagai Ketua Umum; dan Fauzan sebagai Sekjen. Kemudian Tanwir VIII di Medan (24-28 April 1991), memutuskan Abdul Al Hasyir sebagai Sekjen, menggantikan Fauzan. Pada tanggal 25-31 Desember 1992 IMM berhasil menyelenggarakan Muktamar VII di Purwokerto, yang menghasilkan Tatang Sutahyar W sebagai Ketua Umum; dan Syahril Syah sebagai Sekjen untuk periode 1993-1995. Selanjutnya, pada Tanwir IX di Palembang (7-11 Juli 1994) terjadi pergantian Ketua Umum dari Tatang Sutahyar oleh Syahril Syah sebagai Pj. Ketua Umum, dan Armyn Gultom sebagai Sekjen. Selanjutnya, pada tanggal 25-31 Maret 1995 IMM kembali mengadakan Muktamar VIII di Kendari yang berhasil memilih Syahril Syah sebagai Ketua Umum dan Abd. Rohim Ghazali sebagai Sekjen untuk periode 1995-1997. Kemudian pada tanggal 22 Februari-2 Maret 1997, IMM kembali mengadakan Muktamar IX di Medan yang menghasilkan Irwan Badillah sebagai Ketua Umum dan M. Irfan Islami Dj. sebagai Sekjen untuk periode 1997-2000. Sampai sekarang IMM memiliki 26 DPD dan 115 PC, serta anggota sebanyak kurang lebih 567.000 orang. Anggota IMM tersebut tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta serta perguruan tinggi Muhammadiyah khususnya. Artikulasi gerakan IMM tidak terbatas dalam aktivitas dan pelaksanaan program-program kerja yang rutin belaka, tetapi juga aktif dalam menyikapi dan merespons persoalan-persoalan sosial-politik dan kemanusiaan, baik dalam skala lokal, nasional, maupun global. Kepedulian dan keberpihakan IMM seperti ini, karena IMM tidak ingin teralienasi oleh dinamika zaman dan terbawa arus secara pasif oleh perubahan sosial yang terus bergulir. Begitu pula ketika terjadi aksi-aksi gerakan reformasi yang banyak dilakukan kalangan mahasiswa dan kaum intelektual pada tahun 1997, IMM tidak ketinggalan melibatkan diri dan aktif bergerak di dalamnya. Baik di tingkat pusat maupun daerah, bersama eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah lainnya IMM bergerak untuk mendukung dan menyukseskan aksi gerakan reformasi yang berhasil melengserkan Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya. Di Yogyakarta misalnya IMM bergabung dalam Komnas AMM bersama organisasi otonom lainnya dalam mengartikulasikan gerakan dan tuntutan reformasi. Selain itu di beberapa Komisariat dan Korkom, IMM juga banyak mengadakan aksi dan gerakan serupa. Begitu pula dengan IMM di daerah-daerah lainnya, seperti di Jakarta yang menamakan gerakannya dengan FAKSI IMM (Front Aksi untuk Reformasi). Di Surabaya dan Ujungpandang IMM ada dalam GEMPAR (Gerakan Mahasiswa Pro Amien Rais) dsb. Selain itu, ketika akan berlangsung jajak pendapat penentuan status Timor-Timur pada tanggal 30 Agustus 1999, IMM juga berpartisipasi aktif dalam pemantauannya. Pada waktu akan, selama, dan sesudah berlangsung jajak pendapat tersebut IMM telah mengirimkan Immawan Wachid Ridwan (Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Internasional DPP IMM) ke Timor-Timur untuk melakukan pemantauan bersama LSM dan OKP lainnya.

Susunan dan Struktur Organisasi Seperti Muhammadiyah dan organisasi otonom lainnya, secara vertikal IMM memiliki susunan organisasi mulai dari tingkat pusat sampai komisariat. Lengkapnya: Komisariat, Cabang, Daerah, dan Pusat. Kepemimpinannya disebut Pmpinan Komisariat (PK), Pimpinan Cabang (PC), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Komisariat ialah kesatuan anggota dalam suatu fakultas/akademi atau tempat tertentu. Cabang ialah kesatuan komisariat-komisariat dalam suatu Daerah Tingkat II atau daerah tertentu. Daerah ialah kesatuan cabang-cabang dalam suatu Propinsi/Daerah Tingkat I. Pusat ialah kesatuan daerah-daerah dalam Negara Republik Indonesia. Sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, maka masing-masing level dari susunan organisasi tersebut mempunyai hubungan keorganisasian yang horizontal dengan Pimpinan Muhammadiyah. DPP IMM dengan PP Muhammadiyah; DPD IMM dengan PW Muhammadiyah; PC IMM dengan PD Muhammadiyah; dan PK IMM dengan PC/PR Muhammadiyah.

Adapun struktur organisasi IMM, berdasarkan hasil Muktamar IX di Medan adalah sebagai berikut. Mulai dari tingkat DPP sampai PK terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal --khusus untuk DPP, sedang untuk DPD sampai PK: Sekretaris Umum--, Bendahara Umum (bersama dua wakilnya); ditambah dengan beberapa Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang (Organisasi, Kader, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Hikmah. Sosial Ekonomi, dan Immawati). Struktur organisasi ini dibantu oleh sebuah biro, beberapa lembaga studi, dan dua korps (Biro Kerjasama Luar Negeri dan Hubungan Iternasional [hanya ada di DPP]; Lembaga Studi Kelembagaan dan Pengembangan Organisasi; Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Kader; Lembaga Pengembangan Ilmu Agama dan Sosial Budaya; Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Penerapan Teknologi; Lembaga Pers IMM [hanya ada di tingkat DPP dan DPD]; Lembaga Pengkajian Strategi dan Kebijakan; Lembaga Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan Hidup; Lembaga Studi dan Pengembangan Ekonomi Ummat [istilah lembaga hanya untuk DPP dan DPD, sedang di PC menggunakan istilah departemen]; Korps Instruktur [hanya ada di tingkat DPP sampai PC]; dan Korps Immawati). Kemudian di tingkat PK, departemen yang ada adalah: Departemen Organisasi, Kader, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Hikmah, dan Sosial Ekonomi.

Program Kerja

Secara umum program kerja IMM dilaksanakan untuk memantapkan eksistensi organisasi demi mencapai tujuannya, "mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah" (AD IMM Pasal 6). Untuk menunjang pencapaian tujuan IMM tersebut, maka perencanaan dan pelaksanaan program kerja diorientasikan bagi terbentuknya profil kader IMM yang memiliki kompetensi dasar aqidah, kompetensi dasar intelektual, dan kompetensi dasar humanitas . Sebagai organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan, maka program kerja IMM pada dasarnya tidak bisa lepas dari tiga bidang garapan tersebut. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja tersebut memiliki stressing yang berbeda-beda (berurutan dan saling menunjang) pada masing-masing level kepemimpinan.

* Di tingkat Komisariat: kemahasiswaan, perkaderan, keorganisasian, kemasyarakatan.
* Di tingkat Cabang: Perkaderan, kemahasiswaan, keorganisasian, kemasyarakatan.
* Di tingkat Daerah: keorganisasian, kemasyarakatan, perkaderan, kemahasiswaan.
* Di tingkast Pusat: Kemasyarakatan, keorganisasian, perkaderan, kemahasiswaan.

Berkaitan dengan program kerja jangka panjang, maka sasaran utamanya diarahkan pada upaya perumusan visi dan peran sosial politik IMM memasuki abad XXI. Hal ini tidak lepas dari ikhtiar untuk memantapkan eksistensi IMM demi tercapainya tujuan organisasi (lihat AD IMM Pasal 6). Sasaran utama dan program jangka panjang ini merujuk pada dan melanjutkan prioritas program yang telah diputuskan pada Muktamar VII IMM di Purwokerto (1992). Program dimaksud menetapkan strategi pembinaan dan pengembangan organisasi secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan selama lima periode muktamar IMM.

Periode Muktamar IX diarahkan pada pemantapan konsolidasi internal (organisasi, pimpinan, dan program) dengan meningkatkan upaya pembangunan kualitas institusional dan pemantapan mekanisme kaderisasi dalam menghadapi perkembangan situasi sosial politik nasional yang semakin dinamis. Periode Muktamar X diarahkan pada penguatan orientasi kekaderan dengan meningkatkan mutu sumber daya kader sebagai penopang utama kekuatan organisasi dalam transformasi sosial masyarakat. Periode Muktamar XI diarahkan pada penguatan peran institusi organisasi baik secara internal (pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan pembaruan dan amal usaha Muhammadiyah) maupun eksternal (kader umat dan kader bangsa).

Periode Muktamar XII diarahkan pada pemantapan peran IMM dalam wilayah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memasuki era globalisasi yang lebih luas. Periode Muktamar XIII diarahkan pada pemberdayaan institusi organisasi serta pemantapan peranan IMM dalam kehidupan sosial politik bangsa.

Kemudian pelaksanaan program jangka panjang itu memiliki sasaran khusus pada masing-masing bidangnya. Bidang Organisasi diarahkan pada terciptanya struktur dan fungsi organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerak IMM dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan bagi terciptanya kekuatan gerak IMM baik ke dalam maupun ke luar sebagai modal penggerak bagi pengembangan gerakan IMM. Bidang Kaderisasi diarahkan pada penguatan tiga kompetensi dasar kader IMM (aqidah, intelektual, dan humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai agen pelaku perubahan sosial bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diarahkan pada pembangunan budaya iptek dan penguatan paradigma ilmu yang melandasi setiap agenda dan aksi gerakan IMMdalam menyikapi tantangan zaman. Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial politik IMM di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam peran serta dan partisipasi sosial politik generasi muda (mahasiswa). Bidang Sosial Ekonomi diarahkan pada penumbuhkembangan budaya dan wawasan wiraswasta di lingkungan IMM, terutama dalam membangun dan memberdayakan potensi ekonomi kerakyatan. Bidang Immawati diarahkan pada upaya penguatan jati diri dan peran aktif sumber daya kader puteri IMM dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama.

Pimpinan

Tingkatan Kepemimpinan

* DPP (Dewan Pimpinan Pusat) berkedudukan di Ibukota Indonesia
* DPD (Dewan Pimpinan Daerah) berkedudukan di Ibukota Provinsi
* PC (Pimpinan Cabang) berkedudukan di Ibukota Kabupaten
* PK (Pimpinan Komisariat) berkedudukan di Fakultas/Universitas

Selain itu, IMM juga mempunyai lembaga pimpinan yang dinamakan dengan KORKOM (koordinator komisariat) yang dibentuk di suatu universitas yang mempunyai komisariat lebih dari 2. Tugasnya adalah untuk mengkoodinir dan membantu kerja Pimpinan Cabang di suatu Universitas.

Ketua umum periode 2010-2012 adalah Piet Hizbullah Khaidir

Minggu, Maret 29, 2009

Termodinamika (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)





Sebuah sistem termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

Konsep dasar dalam termodinamika
Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.
Sistem termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
• sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
• sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
• sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Keadaan termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut.
Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
Hukum-hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
• Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
• Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
• Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
• Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Heat transfer

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

Heat transfer peralihan dari energi panas atau cukup panas hotter dari objek dingin ke objek ( "objek" dalam pengertian ini designating kompleks kumpulan partikel yang mampu menyimpan energi dalam berbagai cara). Ketika sebuah benda atau cairan yang berbeda pada suhu dibandingkan dengan lingkungan atau objek lain, transfer energi panas, juga dikenal sebagai heat transfer, atau tukar panas, terjadi sehingga tubuh dan sekitarnya mencapai keseimbangan panas. Heat transfer selalu terjadi dari suhu yang lebih tinggi-obyek yang dingin suhu satu, hasil dari kedua hukum termodinamika. Dimana terdapat perbedaan antara temperatur objek di dekatnya, heat transfer antara mereka tidak akan dapat dihentikan, yang hanya dapat diperlambat.

Konduksi

Konduksi adalah transfer panas oleh kontak langsung dari partikel dari masalah. Transfer energi dapat terutama oleh elastis sebagai dampak dalam cairan atau gratis electron difusi sebagai utama dalam logam atau phonon getaran sebagai utama dalam insulators. Dengan kata lain, panas akan ditransfer oleh konduksi bila berdekatan atom bergetar terhadap satu sama lain, atau sebagai elektron berpindah dari atom ke atom. Konduksi dalam solids yang lebih besar, di mana atom dalam kontak konstan. Dalam cairan (kecuali logam cair) dan gas, molekul yang biasanya selain lebih lanjut, memberikan kesempatan yang lebih rendah dari molekul colliding lulus pada panas dan energi.
Konduksi panas secara langsung ke sejalan difusi dari partikel menjadi cairan, dalam situasi di mana tidak ada cairan arus. Jenis difusi panas berbeda dari massa difusi dalam tingkah laku, hanya sebanyak itu dapat terjadi di solids, sedangkan massa difusi ini kebanyakan terbatas pada cairan.
Logam (misalnya tembaga, platinum, emas, besi, dll) biasanya yang terbaik conductors dari energi panas. Hal ini disebabkan dengan cara yang logam yang disimpan dlm gudang kimia: logam obligasi (dibandingkan dengan covalent atau ionic bonds) telah bergerak bebas-elektron yang mampu mentransfer energi panas pesat melalui logam. suck dicks
Sebagai kepadatan menurun sehingga tidak konduksi. Karena itu, cairan (dan terutama gas) kurang konduktif. Hal ini disebabkan oleh besarnya jarak antara atom dalam gas: collisions antara atom yang lebih sedikit berarti kurang konduksi. Daya konduksi dari gas meningkat dengan suhu. Daya konduksi meningkat dengan meningkatnya tekanan dari kekosongan sampai satu titik kritis bahwa kepadatan dari gas seperti itu adalah bahwa molekul gas yang dapat diharapkan untuk berbenturan dengan satu sama lain sebelum mereka mentransfer panas dari satu permukaan ke lain. Setelah ini dalam kepadatan, daya konduksi hanya sedikit meningkat dengan meningkatnya tekanan dan kepadatan.
Untuk mengukur kemudahan yang melakukan media tertentu, yang mempekerjakan teknisi daya konduksi panas, juga dikenal sebagai daya konduksi konstan atau koefisien konduksi, k. Dalam daya konduksi panas k didefinisikan sebagai "jumlah panas, T, dikirimkan dalam waktu (t) dengan ketebalan (L), dalam arah normal ke permukaan area (A), karena adanya perbedaan suhu (ΔT) [ ...]." Daya konduksi panas adalah bahan properti yang terutama tergantung pada media dari fase, suhu, kepadatan, dan molecular bonding.
J Heat pipe adalah pasif perangkat yang dibangun dengan cara yang bertindak seolah-olah memiliki daya konduksi panas sangat tinggi.
Transient konduksi konduksi negara vs stabil. Stabil negara konduksi adalah bentuk konduksi yang terjadi bila perbedaan suhu adalah konstan, sehingga sebuah equlibration waktu, spasial distribusi temperatur di obyek tidak berubah (misalnya, bar mungkin dingin di satu ujung dan panas di lainnya, tetapi dari lereng suhu di sepanjang baris yang tidak berubah dengan waktu). Ada juga ada situasi dimana suhu drop atau meningkatkan lagi terjadi secara drastis, misalnya bila panas tembaga adalah bola jatuh ke dalam minyak pada temperatur rendah, dan minat dalam analisis spasial dengan perubahan suhu di objek dari waktu ke waktu. Mode ini panas konduksi dapat disebut sebagai cara ruat konduksi konduksi atau sementara. Analisa sistem ini lebih rumit dan (kecuali untuk bentuk) untuk panggilan dalam penerapan teori perkiraan.
Analisis Sistem Lumped. Umum dalam perkiraan sementara konduksi, yang dapat digunakan setiap kali konduksi panas dalam obyek yang lebih cepat daripada konduksi panas di seluruh batas dari objek, adalah sistem Lumped analisis. Ini adalah metode yang sesuai perkiraan mengurangi satu aspek sistem konduksi sementara (yang di dalam objek) ke salah satu negara yang setara stabil sistem (yakni, diasumsikan bahwa suhu di dalam obyek benar-benar seragam, meskipun nilai tersebut mungkin perubahan dalam waktu). Dalam metode ini, yang dikenal dengan istilah nomor Biot dihitung, yang didefinisikan sebagai rasio tahan panas mentransfer seluruh objek dari perbatasan dengan seragam yang berbeda suhu mandi, ke konduktif tahan panas di dalam objek. Bila panas tahan panas yang ditransfer ke dalam obyek yang lebih rendah dari tahan panas yang sepenuhnya yg disebarkan dalam objek, Biot angka yang kecil, dan perkiraan dari spatially seragam suhu di dalam obyek dapat digunakan. Karena ini merupakan cara perkiraan, Biot nomor yang harus kurang dari 0,1 untuk perkiraan yang akurat dan analisis heat transfer. Sekalipun Biot nomor tidak kurang dari 0,1, analisis dapat terus, tetapi ketepatan hasil mengurangi. Mode ini analisis telah diterapkan untuk ilmu forensik untuk menganalisa waktu kematian manusia. Juga dapat diterapkan ke HVAC (heating, ventilating dan udara, atau membangun iklim kontrol), untuk memastikan lebih hampir seketika dampak perubahan pengaturan tingkat kenyamanan. [1]
[Sunting] konveksi
Artikel utama: konveksi dan convective heat transfer
Konveksi adalah transfer energi panas melalui cairan yang bergerak di berbagai suhu. Hal ini terutama kombinasi difusi massal dan gerakan molekul. Ketika massa dari cairan yang bersentuhan dengan permukaan yang panas, molekul yang berkembang dan menyebar, sehingga menyebabkan massa dari cairan menjadi kurang lebat. Bila ini terjadi, cairan adalah pengungsi vertikal atau horizontal sedangkan cooler fluid gets denser dan sink. Dengan demikian volume hotter transfer panas dingin terhadap volume cairan itu. [2]

Ada dua jenis Convective Heat Transfer: • konveksi Alam: adalah ketika cairan gerakan ini disebabkan oleh kepadatan variasi yang diakibatkan dari suhu panas dalam distribusi dan transfer gravitational memaksa. Variasi densitas ini dapat dijelaskan oleh kekuatan daya (kekuatan tubuh proporsional ke lereng kepadatan), sehingga daya adalah tenaga alam untuk konveksi. Perubahan dalam kepadatan dari batas lapisan sedangkan pemanasan akan menyebabkan cairan bangkit dan akan digantikan dengan cairan yang dingin. - Contoh: Transfer panas dari air panas radiator ke dalam kamar • Forced konveksi: tidak seperti alam konveksi, konveksi terpaksa tidak berkaitan dengan penggunaan panas antara cairan tetapi sumber eksternal seperti pompa dan fans. Menciptakan sebuah artificially induced konveksi sekarang. [3]
Internal dan eksternal juga dapat mengklasifikasikan arus konveksi. Kas internal terjadi ketika cairan yang ditutupi oleh batas yang solid seperti mengalir melalui pipa. Eksternal terjadi ketika aliran cairan meluas tanpa batas tanpa hadapi permukaan yang kuat. Kedua convections, baik alam atau terpaksa, bisa internal maupun eksternal seperti yang independen satu sama lainnya. [3]
Rumus untuk konveksi adalah: [4]
q = h (T s - T n i f i n i t y)
J adalah permukaan daerah panas dan mentransfer T s - T n i f i n i t y adalah perbedaan antara awal dan akhir suhu. H is the heat transfer koefisien yang tergantung pada properti fisik dari cairan (seperti suhu) dan dalam kondisi fisik yang terjadi konveksi. Dengan demikian, koefisien heat transfer harus diturunkan atau ditemukan eksperimen untuk setiap sistem dianalisa. Formulae dan correlations tersedia di banyak referensi untuk menghitung koefisien heat transfer untuk konfigurasi khas dan cairan. Yg berlapis-lapis untuk mentransfer panas yang mengalir koefisien agak rendah dibandingkan dengan bergolak mengalir. Hal ini disebabkan oleh aliran bergolak yang tergenang cairan film tipis pada lapisan permukaan transfer panas. [5]
[Sunting] Koefisien transfer panas
Dengan koefisien heat transfer adalah penting untuk mewujudkan proses transfer panas karakteristik. mereka adalah: 1. koefisien heat transfer h, yang dinyatakan oleh: h = q / (T-T ∞ s). h memiliki unit W / m² • k, yang merupakan kebalikan dari Resistance. 2.Nusselt Pajak dinyatakan oleh Nu = HD / k. Dalam persamaan ini, h adalah koefisien transfer panas (h, W / m² • k). D adalah karakteristik panjang (D, m). K adalah daya konduksi panas (k, W / m • k). Equation ini ditujukan untuk membangun Rasio panas ke konveksi konduksi panas. 3.Prandtl Pajak (Pr) dinyatakan oleh Pr c = p • μ / k. teh c p adalah kapasitas panas spesifik, (c p, J / kg k). K adalah daya konduksi panas (k, W / m • k). μ adalah Dynamic kelekatan (μ, kg / m s). Pr yang adalah ungkapan Ratio dari tingkat difusi thermal ke difusi dari momentum. 4.Reynolds Pajak dinyatakan oleh Re = ρuD / μ. ρ adalah densitas dari cairan, (ρ, kg / m³). u adalah kecepatan cairan, (u, m / s). μ adalah Dynamic kelekatan (μ, kg / m s). D adalah karakteristik dimensi diameter pipa-bagi, nilai-nilai lain untuk berbagai gometries (D, m). equation ini menyajikan Ratio dari inertial kekuatan cairan kental dengan kekuatan dalam cairan, yang akan digunakan sebagai kriteria untuk menunjukkan batas-batas antara yg berlapis-lapis, transisi bergolak dan flow.The Reynolds Pajak dapat hadir berbagai aliran dengan kriteria, seperti: Re 4000-transisi, Re> 4000-turbulent.Moreover, berbeda geometries mungkin berbeda transisi nomor. 5. Grashof Pajak disajikan oleh equation: Gr = ρ 2 L 3 β ΔT g / μ 2. ΔT adalah perbedaan suhu, (k). Β adalah koefisien dari ekspansi volumetric untuk cairan, (k -- 1). g adalah percepatan gravitasi (g = 9.18m / s). Equation ini adalah untuk menyajikan Rasio daya kekuatan yang melekat pada kekuatan-kekuatan dalam cairan, yang digunakan untuk convection.For Alam thoes nomor, dapat summaried oleh: Forced konveksi Nu = fn (Re, Pr) dan Alam konveksi Nu-fn = (Pr, Gr). Anda perlu lagi Dittus dan Boelter korelasi Nu h = D / k = 0.023Re 0,8 n Pr. Dalam persamaan ini, maka n = 0,4 untuk pemanasan dan pendinginan untuk 0,3. Correlations yang hanya berlaku dalam rentang terbatas. [6]
[Sunting] radiasi
Artikel utama: Thermal radiasi
Radiasi adalah transfer energi panas melalui ruang kosong. Semua objek dengan suhu di atas nol absolut memancarkan energi di tingkat sama dengan mereka emissivity dikalikan dengan nilai yang akan memancarkan energi dari mereka jika mereka yang hitam tubuh. Tidak ada media yang diperlukan untuk radiasi terjadi; radiasi bekerja bahkan di dalam dan sempurna melalui kekosongan. Energi dari Minggu perjalanan melalui kekosongan ruang sebelum pemanasan bumi. Selain itu, satu-satunya cara yang dapat meninggalkan energi bumi yang terpancar ke oleh ruang.
Daya pemantulan emissivity baik dan semua badan yang tergantung panjang gelombang. Suhu menentukan distribusi dari panjang gelombang radiasi electromagnetic sebagai terbatas dalam intensitas oleh Planck dari hukum hitam-tubuh radiasi. Untuk setiap tubuh yang daya pemantulan tergantung pada panjang gelombang distribusi radiasi electromagnetic masuk sehingga suhu dari sumber radiasi. Emissivity yang tergantung pada panjang gelombang dan distribusi sehingga suhu tubuh sendiri. Misalnya, segar salju yang memantulkan cahaya ke terlihat terang, (daya pemantulan sekitar 0,90) muncul putih karena mencerminkan sinar matahari dengan panjang gelombang energi puncak dari sekitar 0,5 micrometres. Its emissivity Namun, pada suhu sekitar-5C, puncak energi panjang gelombang sekitar 12 micrometres, adalah 0,99.
Gas menyerap dan memancarkan energi pada panjang gelombang karakteristik pola yang berbeda untuk setiap gas.
Terlihat terang hanya sebuah bentuk radiasi electromagnetic dengan panjang gelombang pendek (dan karena itu frekuensi yang lebih tinggi) dibandingkan radiasi inframerah. Terlihat perbedaan antara cahaya dan radiasi dari obyek di konvensional adalah faktor suhu sekitar 20 di frekuensi dan panjang gelombang; kedua jenis emisi yang cukup berbeda "warna" dari electromagnetic radiation.
[Sunting] Pakaian dan bangunan permukaan, dan transfer yg memancarkan
Ringan dan juga warna putih dan logam menyerap zat yg memperjelas kurang cahaya, sehingga panas yang banyak, tetapi sebaliknya membuat warna sedikit perbedaan mengenai panas antara obyek sehari-hari pada suhu dan sekitarnya, karena dominan emitted wavelengths yang tak terlihat dekat dengan spektrum , tetapi di jauh inframerah. Emissivities pada wavelengths ada sedikit yang harus dilakukan dengan visual emissivities (terlihat warna); di jauh inframerah, obyek yang paling tinggi emissivities. Dengan demikian, kecuali di sinar matahari, warna pakaian membuat sedikit perbedaan tentang kehangatan; demikian, cat warna rumah membuat sedikit perbedaan untuk kehangatan kecuali bila lukis adalah bagian disinari matahari. Utama pengecualian ini adalah logam mengkilap permukaan yang rendah emissivities baik dalam wavelengths terlihat di jauh inframerah. Permukaan seperti itu dapat digunakan untuk mengurangi transfer panas pada kedua arah; contoh ini adalah multi-lapisan isolasi digunakan untuk menyekat angkasa. Rendah emissivity jendela di rumah adalah teknologi yang lebih rumit, karena harus memiliki emissivity rendah di thermal wavelengths sementara sisa transparan untuk terlihat terang.
[Sunting] Newton dari hukum pendinginan
Sebuah prinsip yang terkait, dari hukum Newton pendinginan, menyatakan bahwa tingkat kehilangan panas badan adalah proporsional terhadap perbedaan antara suhu tubuh dan sekitarnya, atau lingkungan. Undang-undang ini

T = energi Thermal Joules
h = koefisien Heat Transfer
A = Permukaan daerah panas yang ditransfer
T 0 = Temperatur dari objek dari permukaan
T env = Temperatur dari lingkungan
Ini bentuk kerugian panas prinsip kadang-kadang sangat tidak tepat; formulasi yang akurat memerlukan analisis arus panas, berdasarkan (sementara) heat transfer equation dalam nonhomogeneous, atau buruk konduktif, menengah. Berikut ini dapat diterapkan untuk kemudahan selama itu diijinkan oleh Biot nomor yang berkaitan dpt menyalurkan arus listrik ke permukaan interior daya konduksi panas dalam tubuh. Jika rasio izin, ini menunjukkan bahwa tubuh memiliki daya konduksi internal relatif tinggi, seperti yang (baik untuk perkiraan) seluruh tubuh yang sama pada suhu seragam karena didinginkan dari luar, oleh lingkungan. Jika hal ini terjadi, maka sangatlah mudah ini berasal dari kondisi perilaku busuk eksponen dari suhu tubuh. Dalam kasus tersebut, seluruh tubuh dianggap sebagai lumped capacitance reservoir panas, panas dengan total konten yang proporsional ke sederhana total kapasitas panas T = mcT, dan suhu badan. Jika T (t) adalah suhu tubuh seperti ini pada saat t, dan T env adalah suhu lingkungan sekitar tubuh, kemudian

di mana
r positif konstan adalah karakteristik dari sistem, yang harus di unit 1/time, dan karena itu kadang-kadang dinyatakan dalam istilah yang waktu konstan: r = 1 / t 0.
Solusi dari persamaan diferensial ini, dengan metode standar dan integrasi substitution dari batas ketentuan, memberikan:

Di sini, T (t) adalah suhu pada saat t, dan T (0) adalah nol pada suhu awal waktu, atau t = 0.
Apabila:
didefinisikan sebagai: di mana adalah perbedaan suhu di awal waktu 0,
maka solusi Newtonian ditulis sebagai:

Menggunakan: Misalnya, disederhanakan model iklim dapat menggunakan Newtonian pendinginan bukan penuh (dan mahal computationally) radiasi kode untuk menjaga suhu atmospheric.:> Panas vaporisation
[Sunting] Salah satu dimensi aplikasi, Menggunakan Thermal sirkuit
Yang sangat bermanfaat yang digunakan dalam konsep heat transfer aplikasi adalah representasi dari thermal transfer oleh apa yang dikenal sebagai sirkuit panas. J thermal circuit adalah representasi dari perlawanan terhadap arus panas seolah-olah ia adalah suatu penghambat listrik. Panas adalah sejalan ditransfer ke dalam dan tahan panas adalah sejalan dengan listrik hambat. Nilai yang tahan panas untuk berbagai mode heat transfer akan dihitung sebagai denominators yang dikembangkan equations. The thermal resistances dari berbagai modus heat transfer yang digunakan dalam analisis gabungan dari modus transfer panas. The equations menjelaskan tiga modus transfer panas dan thermal resistances, seperti yang dibahas sebelumnya yang diringkas dalam tabel di bawah ini:


Dalam kasus di mana ada heat transfer melalui berbagai media (misalnya melalui komposit), yang setara perlawanan adalah jumlah yang resistances dari komponen yang membentuk komposit. Kemungkinan, dalam kasus di mana terdapat berbagai modus transfer panas, total perlawanan adalah jumlah yang resistances dari berbagai modus. Menggunakan konsep sirkuit panas, jumlah panas yang ditransfer melalui media apa pun adalah hasil bagi dari perubahan suhu panas dan total perlawanan dari media. Sebagai contoh, mempertimbangkan komposit dinding lintas daerah setempat A. komposit dibuat dari 1 L panjang semen plaster panas dengan koefisien k 1 dan L 2 panjang serat gelas kertas yang dihadapi, dengan koefisien thermal k 2. Kiri permukaan dinding adalah T i dan terkena udara dengan koefisien dari convective h i. Tepat di permukaan adalah pada dinding T o dan terkena udara convective dengan koefisien h o.


Menggunakan konsep tahan panas panas mengaliri pengambilan adalah sebagai berikut:


[Sunting] isolasi dan hambatan seri
Artikel utama: Thermal isolasi dan Radiant penghalang
Thermal insulators adalah bahan-bahan yang khusus dirancang untuk mengurangi aliran oleh membatasi konduksi panas, konveksi, atau keduanya. Radiant hambatan adalah bahan-bahan yang mencerminkan radiasi dan dengan demikian mengurangi arus panas dari sumber radiasi. Good insulators tersebut belum tentu baik seri hambatan, dan sebaliknya. Logam, misalnya, yang sangat baik dan reflektor miskin isolator.
Efektivitas sebuah isolator ditunjukkan oleh R-(tahan) nilai. The R-nilai dari materi adalah kebalikan dari koefisien konduksi (k) dikalikan dengan ketebalan (d) dari isolator. Unit perlawanan dari nilai dalam SI unit: (m² K / W)


Kaku fiberglass, bahan isolasi yang umum, memiliki nilai R-4 per inci, sementara dituangkan konkret, yang miskin isolator, memiliki R-nilai 0,08 per inch. [7]
Efektivitas seri hambatan yang ditunjukkan oleh daya pemantulan, yang merupakan pecahan dari radiasi tercermin. J bahan yang tinggi dengan daya pemantulan (pada panjang gelombang yang diberikan) yang rendah emissivity (pada panjang gelombang yang sama), dan sebaliknya (pada panjang gelombang yang spesifik, daya pemantulan = 1 - emissivity). Hambatan seri yang ideal akan memiliki daya pemantulan dari 1 dan karena itu akan mencerminkan 100% dari radiasi yang masuk. Botol pakum (Dewars) adalah 'silvered' untuk pendekatan ini. Dalam ruang kekosongan, satelit menggunakan multi-lapisan isolasi yang terdiri dari berbagai lapisan dari aluminized (mengkilap) mylar untuk mengurangi radiasi sangat panas dan mentransfer kontrol suhu satelit.

[Sunting] Kritis isolasi Tebal
Untuk mengurangi tingkat heat transfer, akan menambah satu insulating material yakni dengan rendahnya daya konduksi panas (k). Dengan nilai k yang lebih kecil, semakin besar daya tahan panas yang sesuai (R) nilai.
Unit dari daya konduksi panas (k) adalah Wm -1. K -1 (Watts per meter per Kelvin), meningkatkan therfore lebar isolasi (x meter) k istilah yang menurun dan dibahas sebagai meningkatkan daya tahan.
Logika sebagai berikut ini meningkat perlawanan akan dibuat dengan peningkatan jalan konduksi (x).
Namun, ini menambahkan lapisan isolasi juga memiliki potensi untuk meningkatkan permukaan wilayah dan daerah maka konveksi panas (A).
Sebuah contoh nyata adalah silinder pipa:
Sebagai isolasi mendapat kental, luar radius meningkat dan oleh karena itu permukaan daerah meningkat.
Titik di mana ditambahkan untuk meningkatkan daya tahan isolasi lebar menjadi overshadowed oleh efek dari permukaan yang dinamakan Kritis Tebal isolasi. Dalam pipa silinder sederhana:
[8]

Untuk grafik fenomena ini dalam sebuah pipa cylidrical lihat contoh: Eksternal Link: Kritis isolasi Tebal diagram pada 26/03/09

[Sunting] Heat exchangers
Artikel utama: Heat Exchanger
J panas Exchanger merupakan perangkat yang dibangun untuk mentransfer panas yang efisien cairan dari satu ke yang lain, apakah cairan yang dipisahkan dengan dinding yang kuat sehingga mereka tidak campuran, atau cairan yang langsung dihubungi. Exchangers panas yang banyak digunakan dalam pendinginan, AC, ruang pemanasan, daya produksi, dan proses kimia. Salah satu contoh umum dari panas Exchanger adalah radiator di mobil, di mana panas radiator adalah cairan didinginkan oleh aliran udara melalui radiator permukaan.
Umum jenis panas Exchanger mengalir termasuk paralel flow, counter flow, dan lintas aliran. Mengalir secara paralel, baik cairan bergerak dalam arah yang sama saat mentransfer panas; di counter flow, cairan yang bergerak dalam arah berlawanan dan lintas arus cairan yang bergerak di sudut kanan untuk masing-masing. Yang panas untuk konstruksi umum termasuk Exchanger shell dan tabung, pipa ganda, extruded pipa bersirip, sirip spiral pipa, u-tube, dan piring ditumpuk. Informasi lebih lanjut tentang Exchanger arus panas dan aturan dapat ditemukan pada panas Exchanger artikel.
Ketika teknisi menghitung teori heat transfer panas dalam Exchanger, mereka harus bersaing dengan fakta bahwa suhu mengemudi perbedaan antara dua cairan dengan posisi berbeda. Untuk memperhitungkan sederhana dalam sistem ini, yang berarti log perbedaan suhu (LMTD) sering digunakan sebagai 'rata-rata' suhu. Dalam sistem yang lebih kompleks, langsung pengetahuan tentang LMTD tidak tersedia dan jumlah transfer unit (NTU) metode dapat digunakan.
[Sunting] Boiling heat transfer
Lihat juga: mendidih dan kritis panas dr
Heat transfer perebusan adalah cairan yang cukup rumit, tetapi pentingnya teknis. Hal ini ditandai dengan sebuah s berbentuk melengkung terkait aliran panas ke permukaan perbedaan suhu (lihat berkata Kay & Nedderman 'Fluid Mekanika & Transfer Proses', CUP, 1985, p529).
Pada temperatur rendah mengemudi, tidak ada air panas dan terjadi transfer rate dikendalikan oleh yang biasa-tahap mekanisme tunggal. Karena suhu permukaan meningkat, perebusan terjadi lokal dan mengeluarkan gelembung atom, tumbuh menjadi cairan dingin di sekitarnya, dan runtuh. Ini adalah sub-cooled atom mendidih dan sangat efisien mekanisme transfer panas. Pada generasi tinggi gelembung gelembung harga yang mulai terganggu dan tidak lagi pengaliran panas meningkat pesat dengan suhu permukaan (ini adalah berangkat dari atom mendidih DNB). Pada suhu masih tinggi, maksimal dalam panas mencairkan tercapai (yang kritis heat flux). Rezim yang jatuh mentransfer panas yang berikut tidak mudah untuk belajar, tetapi diyakini akan ditandai dengan alternatif periode atom dan film mendidih. Nukleate mendidih perlambatan mentransfer panas akibat gas tahap () penciptaan gelembung pada permukaan heater, seperti yang disebutkan, gas tahap daya konduksi panas yang lebih rendah dari daya konduksi panas fase cair, maka hasilnya adalah jenis "gas panas penghalang".
Pada suhu masih tinggi, yang hydrodynamically tenang rezim film mendidih tercapai. Heat fluxes stabil di seluruh lapisan uap air yang rendah, tetapi dengan suhu naik perlahan-lahan. Setiap kontak antara cairan dan permukaan yang dapat dilihat mungkin mengarah ke sangat cepat nucleation dari lapisan uap air segar ( 'spontan nucleation').
condensation heat transfer
Kondensasi terjadi bila uap adalah didinginkan dan perubahan-nya tahap ke cair. Condensation heat transfer, seperti mendidih, adalah sangat penting dalam industri. Selama kondensasi, maka panas laten penguapan harus dilepaskan. Jumlah panas yang sama dengan yang diserap selama penguapan pada tekanan cairan yang sama.
Ada beberapa mode dari kondensasi:
• Kondensasi homogen (seperti saat pembentukan kabut).
• Kondensasi dalam kontak langsung dengan subcooled cair.
• Kondensasi pada kontak langsung dengan pendinginan dinding yang panas-Exchanger ini adalah yang paling umum digunakan dalam industri mode:
o Filmwise kondensasi (bila cair adalah film yang dibentuk pada permukaan subcooled, biasanya terjadi ketika cairan wets permukaan).
o Dropwise kondensasi (ketika tetes cairan yang dibentuk pada permukaan subcooled, biasanya terjadi ketika cair tidak basah permukaan). Dropwise kondensasi sulit untuk mempertahankan terpercaya, sehingga industri peralatan biasanya dirancang untuk beroperasi dalam modus filmwise kondensasi.
Heat transfer pendidikan
Heat transfer biasanya belajar sebagai bagian dari umum teknik kimia atau mekanis rekayasa kurikulum. Biasanya, termodinamika merupakan prasyarat untuk melakukan studi di heat transfer, sebagai hukum-hukum termodinamika yang penting dalam memahami mekanisme transfer panas. Kursus lainnya yang berkaitan dengan transfer panas termasuk konversi energi, thermofluids dan transfer massa.
Heat transfer metodologi yang digunakan dalam disiplin berikut ini, antara lain:
• Automotive engineering
• Thermal manajemen perangkat elektronik dan sistem
• HVAC
• Isolasi
• Pengolahan bahan
• Power plant engineering
[Sunting] Lihat juga
• Panas
• Laser-air panas tumpuan pertumbuhan
• Thermal kontak dpt menyalurkan arus listrik
• Thermal insulation
• Thermal physics
• Thermal ilmu
• LMTD
• Metode NTU
[Sunting] Lain-lain topik dasar teknik
• Analisa dpt melawan sirkuit
• Dinamika
o Termodinamika
o Cairan dinamika
• Ekonomi teknik
• Ilmu bahan
o Kekuatan bahan
• Statika
[Sunting] Referensi
1. ^ Heat Transfer - J Praktis Pendekatan oleh Yugnus J Cengel
2. ^ Http://biocab.org/Heat_Transfer.html Biologi Kabinet organisasi, April 2006, "Heat Transfer", Diakses 20/03/09
3. ^ Http://www.engineersedge.com/heat_transfer/convection.htm Engineers Edge, 2009, "konveksi Heat Transfer", Diakses 20/03/09
4. ^ Burmeister Louis C., (1993) "Convective Heat Transfer", 2nd ed. Penerbit Wiley-Interscience, p 107 ISBN 047157709X, 9780471577096, Pencarian Buku Google. 20-03-09 diakses
5. ^ Http://www.engineersedge.com/heat_transfer/convection.htm Engineers Edge, 2009, "konveksi Heat Transfer", Diakses 20/03/09
6. ^ John Kavangh, Heat Transfer konveksi slide, Department of Chemical Engineering, The University of Sydney
7. ^ Dua website: E-bintang dan Coloradoenergy
8. ^ Http://mechatronics.atilim.edu.tr/courses/mece310/ch9mechatronics.ppt. Dr Şaziye Balku: Catatan Kritis termasuk insulasi Tebal pada 26/03/09
• Catatan dari kelas Dr Rong-mengoleng Chen, Jurusan Teknik Mesin, NJIT [1]
[Sunting] Terkait jurnal
• Heat Transfer Engineering [2]
• Eksperimental Heat Transfer [3]
• International Journal of Heat Transfer Massa dan [4]
• ASME Journal of Heat Transfer [5]
• Numerical Heat Transfer Bagian A [6]
• Numerical Heat Transfer Bagian B [7]
• Nanoscale dan Microscale Thermophysical Rekayasa [8]
• Journal of Enhanced Heat Transfer [9]
[Sunting] Pranala luar
• Heat Transfer
• Heat Transfer Tutorial Modes heat transfer (konduksi, konveksi, radiasi) di dalam atau di antara media tersebut dijelaskan, bersamaan dengan perhitungan dan hal-hal lain seperti transfer panas hambatan - Spirax Sarco
• Heat Transfer Podcast - Arun Majumdar - Departemen Teknik Mesin - University of California, Berkeley
• Heat Transfer Basics - Overview
• A Heat Transfer Textbook - Downloadable buku (gratis)
• Thermal Resistance sirkuit - Overview
• Artikel pada Hyperphysics Heat Transfer - Overview
• Interseasonal Heat Transfer - suatu contoh praktis tentang bagaimana mentransfer panas yang digunakan untuk memanaskan bangunan tanpa pembakaran bahan bakar fosil.
• Heat transfer dasar
• Prinsip Enhanced Heat Transfer - Buku
Diperoleh dari "http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_transfer"
Kategori: Kimia teknik | Heat | Transpor fenomena